Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi saat menyampaikan perkembangan terbaru kondisi pasar modal Indonesia.
Selama tahun berjalan hingga penutupan perdagangan 17 April 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat drop 26,43% menjadi 4.635 dengan diikuti penurunan kapitalisasi pasar sebesar 26,11% menjadi Rp 5.368 triliun.
Selain itu, rata-rata frekuensi harian turun 1,49% menjadi 462.000 kali. Dan yang lebih menyakitkan lagi, nilai rata rata transaksi harian turun 23,84% menjadi Rp 6,34 triliun.
"Pada 2020 hampir semua indeks bursa global mengalami penurunan, dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar. Yang tertinggi dialami Austria, sedangkan penurunan market cap tertinggi dialami di Amerika Serikat sebesar US$ 3 triliun," papar Inarno melalui video conference yang dilaksanakan hari ini, Jumat (24/4/2020).
Inarno menambahkan, pergerakan IHSG dan nilai transaksi turun signifikan pada Maret 2020. Saat itu, setelah Presiden Joko Widodo menyampaikan di sudah ada satu orang yang positif terinfeksi virus Covid-19.
Sementara dari eksternal, pada saat yang sama wabah corona meluas ke berbagai negara. Ini membuat investor global dan domestik merespons negatif pasar keuangan baik di dalam negeri maupun luar negeri.
"Situasi ketidakpastian terus berjalan sampai saat IHSG sentuh level terendah pada hari Selasa, 24 Maret 2020, indeks turun 37.49% dibanding posisi akhir tahun lalu, dan semoga ini menjadi puncak penurunan terdalam di tahun ini," kata Inarno.
Inarno menyampaikan, koreksi IHSG terdalam sepanjang sejarah sebesar minus 50,6%. Itu terjadi saat krisis keuangan global 2008 yang disebabkan kasus Subprime Mortgage di AS.
"Meskipun kita lihat indeks mengalami penurunan, aktivitas perdagangan cukup baik. Rata rata perdagangan Maret Rp 7,9 triliun per hari, meningkat dari Januari dan Februari," ujar Inarno.
Secara sektoral, Inarno memaparkan, terjadi penurunan di seluruh indeks sektoral, tertinggi pada harga saham di sektor aneka industri, sebesar -40,60%. Ini terjadi dengan penurunan harga saham perusahaan besar di aneka industri, salah satunya saham PT Astra Internasional Tbk (ASII).
Harga saham ASII tercatat turun 40% dari sebelumnya. Selain itu, dari penurunan nilai kapitalisasi pasar tertinggi terjadi pada sektor keuangan. Nilai kapitalisasi pasar sektor ini turun sebesar Rp 708 triliun.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian tersebut, investor asing keluar dari pasar saham domestik dan beralih ke instrumen investasi yang berkarakter safe haven.
Menurut catatan BEI, terjadi net sell Rp 14,87 triliun selama periode yang sama. Periode terbesar penarikan dana asing di bursa saham Indonesia terjadi pada akhir Februari hingga April 2020.
(hps/hps)
"bursa" - Google Berita
April 24, 2020 at 11:24AM
https://ift.tt/2KrL4bJ
Bos BEI Buka-bukaan soal Kondisi Bursa RI, Transaksi Drop 24% - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bos BEI Buka-bukaan soal Kondisi Bursa RI, Transaksi Drop 24% - CNBC Indonesia"
Post a Comment