Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kontraksi pada perdagangan sesi I Senin (21/4/2020), setelah bergerak dengan volatilitas yang lumayan tinggi.
Pada perdagangan sesi I, asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 349 miliar di semua pasar (all market). Total transaksi perdagangan mencapai Rp 2,6 triliun dengan frekuensi transaksi saham 267.374 kali serta jumlah saham diperdagangkan sebanyak 3,8 miliar lembar saham.
IHSG sebenarnya memulai perdagangan hari ini dengan sangat meyakinkan, menguat 0,96%. Namun, karena investor bimbang, IHSG berbalik arah dan berakhir melemah tipis 0,13% ke di akhir perdagangan sesi I.
Ada beberapa sentimen negatif yang menjadi sentimen bagi pelaku pasar pada perdagangan awal pekan ini.
Diantaranya penambahan kasus penderita virus corona (covid-19) di Indonesia. Achmad Yurianto, Juru Bicara Pemerintah khusus Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah positif Covid-19 bertambah sebanyak 275 orang sehingga total yang positif hingga Minggu (26/4/2020) pukul 12.00 WIB mencapai 8.882 orang.
Dari luar negeri, wabah Covid-19 juga masih menghantui negara di dunia. Menurut data Worldometers Senin (27/4/2020) pukul 6:00 WIB, kasus positif Covid-19 mencapai 2.991.128, dengan kasus kematian sebesar 206.873, dan sembuh sebanyak 877.126 kasus.
Meskipun begitu, sentimen positif juga menghampiri pasar keuangan. Kabar gembira yang pertama datang dari Wall Street bursa saham Amerika Serikat (AS)yang mendaki pada perdagangan Jumat kemarin. Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq secara serempak naik lebih dari 1%. Bursa kasawan Asia juga kompak menghijau bervariatif.
Kabar baik juga datang dari Italia. Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan akan kembali mengizinkan perusahaan dan beberapa sektor untuk beraktivitas kembali pada 4 Mei 2020 nanti. Ini merupakan bagian dari pembukaan wilayah secara bertahap. Perlu diketahui, Italia telah melakukan lockdown sejak awal Maret lalu.
"Kami menghadapi tantangan yang cukup kompleks dan (tetap) akan hidup dengan virus. Kami harus mengadopsi langkah-langkah pencegahan yang memungkinkan," ujarnya seperti dikutip Reuters.
Pedagang kecil akan diizinkan beroperasi dua minggu setelahnya, tepatnya sekitar 18 Mei. Restoran dan bar juga diharapkan dapat mulai berbisnis kembali pada awal Juni meskipun konsumen masih dilarang makan di tempat.
Tak sampai di situ, kelegaan pun tercium di China khususnya di Wuhan, tempat pertama kali kasus Covid-19 muncul. Sebagaimana yang ditulis South China Morning Post, pasien terakhir penderita Covid-19 yang dirawat di Wuhan sudah keluar dari Rumah Sakit. Kota industri penting di China Tengah itu pun terbebas dari pasien corona.
Sebenarnya, di kawasan Asia kinerja pasar saham sedang positif. Indeks Nikkei 225 naik 2,75%, indeks Hang Seng menguat 1,97%, indeks Shanghai naik 0,8% dan Straits Times naik 1,64%.
Berbagai sentimen positif dan negatif, baik dalam maupun luar negeri sedikit banyak memengaruhi pasar domestik. Investor tampak sedang melangkah untuk mencari ayunan selanjutnya. Lalu, bagaimana pergerakan IHSG di sesi II perdagangan nanti?
Namun kejatuhan harga minyak dunia, membuat rasa percara diri investor mulai goyah. Harga minyak mentah kembali ambles pada perdagangan awal pekan ini karena membengkaknya stok minyak di tengah pandemi menjadi sentimen buruk bagi harga si emas hitam.
Senin (27/4/2020), harga minyak mentah kontrak berjangka pengiriman Juni 2020 anjlok , terutama untuk minyak mentah acuan AS, yakni West Texas Intermediate (WTI). Pada 09.47 WIB, Brent terkoreksi 3,2% ke US$ 20,75/barel. Sementara di waktu yang sama WTI diperdagangkan di level US$ 15,36/barel atau ambles 9,3%, mengutip dari AFP.
(ald/hps)"bursa" - Google Berita
April 27, 2020 at 12:09PM
https://ift.tt/2yIAjzc
Saat Bursa Asia Hijau, Kok IHSG Merah Sendirian? - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saat Bursa Asia Hijau, Kok IHSG Merah Sendirian? - CNBC Indonesia"
Post a Comment