Search

Jadi Korban 'Tarik Tambang', Bursa Saham Asia Bimbang - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini. Sentimen yang beredar campur-aduk sehingga pelaku pasar gamang menentukan sikap, terjebak di 'tarik tambang' antara sentimen positif dan negatif.

Pada Rabu (8/4/2020) pukul 08:44 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:


Sentimen positif pagi ini datang dari Jepang, di mana pemesanan mesin inti (di luar sektor transportasi) pada Februari 2020 secara tidak terduga naik 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Indikator ini memberi gambaran belanja modal dan produksi industri dalam 6-9 bulan ke depan.

Data ini menyiratkan bahwa ekonomi Negeri Matahari Terbit masih kuat bertahan dari serangan virus corona alias Coronavirus Desease-2019 (Covid-19). Jepang adalah salah satu negara dengan jumlah kasus dan korban jiwa yang relatif rendah.

Data Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang menyebutkan jumlah kasus corona di Jepang hingga 7 April adalah 3.906. Dari jumlah tersebut, 80 orang meninggal dunia (tingkat kematian/mortality rate 2,05%).

Lambat laun serangan virus corona juga mereda di negara lain. Misalnya di Kota Wuhan (China) yang menjadi ground zero penyebaran virus corona.

Setelah 76 hari 'dikunci'. akhirnya akses dari dan ke Wuhan kembali dibuka seiring kasus corona yang semakin berkurang. Kemarin, hanya ada dua kasus baru di kota tersebut.

"Saya sangat senang, sekarang saya mau pulang," kata Liu Xiaomin, seorang pekerja asal Kota Xiangyang, seperti dikutip dari Reuters. Begitu karantina wilayah (lockdown) dicabut, sekitar 55.000 orang langsung meninggalkan Wuhan dengan kereta api.


Sementara sentimen yang menjadi pemberat adalah harga minyak. Jelang pertemuan OPEC+ di Arab Saudi esok hari, harga si emas hitam berfluktuasi gila-gilaan.

Kemarin, harga minyak anjlok bahkan yang jenis light sweet turun sampai di kisaran 9%. Pagi ini harga naik lagi di mana pada pukul 07:57 WIB brent melesat 2,26% dan light sweet naik 5,5%.

Pasar menantikan apakah Rusia dan Arab Saudi sepakat membawa OPEC+ untuk memangkas produksi minyak sampai 10 juta barel/hari. Jumlah yang signifikan, sekitar 10% dari pasokan minyak di pasar global.


Amerika Serikat (AS) terus berupaya menjadi juru damai antara Riyadh-Moskow, yang terlibat perang harga minyak sejak bulan lalu. Setelah Presiden Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Rusia Vadimir Putin, Senat AS juga berusaha masuk untuk mendamaikan.

Dua anggota Senat yaitu Kevin Cramer (North Dakota/Partai Republik) dan Dan Sullivan (Alaska/Partai Republik) akan melakukan pembicaraan jarak jauh dengan pejabat pemerintahan Arab Saudi. Seorang sumber membisikkan kepada Reuters, mereka akan membahas stabilisasi harga minyak dunia.

Jadi sebelum ada kepastian dari OPEC+, harga minyak akan terus bergerak liar. Fluktuasi harga minyak menyebabkan pasar saham ikut gonjang-ganjing sehingga investor ragu untuk masuk.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
April 08, 2020 at 08:47AM
https://ift.tt/34hDae6

Jadi Korban 'Tarik Tambang', Bursa Saham Asia Bimbang - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jadi Korban 'Tarik Tambang', Bursa Saham Asia Bimbang - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.