Search

AS-China Siap Rujuk, Bursa Saham Asia Tancap Gas! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan pertama di pekan ini, Senin (4/11/2019), di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan, indeks Shanghai naik 0,58%, indeks Hang Seng melejit 1,65%, indeks Straits Times terapresiasi 0,22%, dan indeks Kospi melesat 1,43%. Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham Jepang diliburkan pada hari ini seiring dengan peringatan Culture Day. 

Bursa saham Benua Kuning menguat seiring dengan membuncahnya optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross optimistis bahwa kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China akan bisa diteken pada bulan ini juga. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa jika kedua negara benar berhasil menyepakati kesepakatan dagang tahap satu, penandatanganan akan digelar di AS.

"Pertama-tama, saya ingin meneken kesepakatan dagang," kata Trump di Gedung Putih kala berbicara di hadapan reporter, Minggu (3/11/2019), seperti dilansir dari Bloomberg.

"Lokasi penandatangan kesepakatan dagang, untuk saya, sangatlah mudah (untuk ditentukan)."


Untuk diketahui, sebelumnya AS dan China berencana untuk meneken kesepakatan dagang tahap satu di Chile, kala Trump bertemu dengan Presiden China XI Jinping di sela-sela gelaran KTT APEC. Namun, rencana tersebut kemudian dipertanyakan menyusul keputusan Chile untuk membatalkan gelaran tersebut, seiring dengan aksi demonstrasi yang tak kunjung padam di sana.

Wajar jika pelaku pasar begitu mengapresiasi potensi ditekennya kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China.

Pasalnya, hingga saat ini kedua negara telah mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor dari masing-masing negara senilai ratusan miliar. Bahkan, AS telah bersikap lebih keras dengan memblokir perusahaan-perusahaan asal China dari melakukan bisnis dengan AS.

Pada Mei 2019, Trump mendeklarasikan kondisi darurat nasional di sektor teknologi melalui sebuah perintah eksekutif.  Dengan aturan itu, Menteri Perdagangan Wilbur Ross menjadi memiliki wewenang untuk memblokir transaksi dalam bidang teknologi informasi atau komunikasi yang menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Bersamaan kebijakan ini, Huawei Technologies dan 68 entitas yang terafiliasi dengan Huawei Technologies dimasukkan ke dalam daftar perusahaan yang dilarang membeli perangkat dan komponen dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Dalam keterangan resmi yang diperoleh CNBC Indonesia dari halaman Federal Register, pemerintah AS beralasan bahwa terdapat dasar yang cukup untuk mengambil kesimpulan bahwa Huawei telah terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan keamanan nasional atau arah kebijakan luar negeri dari AS.

Bukan hanya keamanan nasional, Hak Asasi Manusia (HAM) juga dijadikan alasan oleh pihak AS untuk memblokir perusahaan asal China dalam upayanya untuk memenangkan perang dagang. Per tanggal 9 Oktober 2019, AS resmi memasukkan 28 entitas asal China ke dalam daftar hitam, di mana sebanyak delapan di antaranya merupakan perusahaan teknologi raksasa asal China.

Dimasukkan delapan perusahaan teknologi raksasa asal China tersebut membuat merekatak bisa melakukan bisnis dengan perusahaan asal AS tanpa adanya lisensi khusus. AS beralasan bahwa kedelapan perusahaan tersebut terlibat dalam pelanggaran HAM terhadap kaum Muslim di Xinjiang, China.

Jika AS dan China benar bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu, ada peluang bea masuk tambahan yang kini sudah diterapkan dan pemblokiran terhadap perusahaan-perusahaan asal China bisa dicabut. Jika ini yang terjadi, roda perekonomian kedua negara, beserta dunia, bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Lebih lanjut, rilis data ekonomi AS yang oke ikut memantik aksi beli di bursa saham Asia. Pada hari Jumat (1/11/2019), penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian diumumkan sebanyak 128.000, jauh di atas ekspektasi yang sebanyak 90.000, seperti dilansir dari Forex Factory.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
November 04, 2019 at 05:38PM
https://ift.tt/2NfwjuH

AS-China Siap Rujuk, Bursa Saham Asia Tancap Gas! - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS-China Siap Rujuk, Bursa Saham Asia Tancap Gas! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.