Saham-saham turut menekan kinerja IHSG dari sisi nilai transaksi (turnover) pada penutupan perdagangan hari ini, di antaranya PT Surya Citra Media Tbk/SCMA (-5,79%), PT AKR Corporindo Tbk/AKRA (-4,8%), PT Waskita Karya Tbk/WSKT (-3,51%), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk/MIKA (-3,27%), dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (-2,36%).
Performa IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama Kawasan Asia yang bergerak di zona hijau. Indeks Straits Times melesat 1,15%, indeks Nikkei menguat 0,32%, indeks Kospi naik 0,26%, dan indeks Hang Seng naik 0,48%. Hanya indeks Shanghai yang melemah 0,63%.
Katalis yang menopang penguatan mayoritas bursa saham Benua Kuning asa damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang masih berpeluang dapat dicapai tahun ini.
Indikasi positif tersebut seiring dengan pernyataan terbaru dari Presiden China Xi Jinping bahwa Negeri Tiongkok menginginkan adanya ditandatanganinya kesepakatan damai dagang dengan Negeri Paman Sam. Meskipun dirinya tidak takut untuk melawan.
"Kami ingin mengupayakan kesepakatan fase pertama atas dasar saling menghormati dan kesetaraan," ujar Xi kepada reporter di saat forum New Economy di Beijing, dikutip dari Reuters.
"Jika dibutuhkan kami akan melawan balik, tetapi kami sudah bekerja secara aktif untuk mencegah perang dagang. Kami tidak menginisiasi friksi dagang ini dan ini bukanlah sesuatu yang kami inginkan," tambah Xi.
Kemarin (21/11/2019), Wall Street Journal (WSJ) menginformasikan bahwa Wakil Perdana Menteri China, Liu He, telah mengundang perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk berkunjung ke Beijing dan mengadakan diskusi lebih lanjut, dilansir dari CNBC International.
Diskusi lanjutan tersebut diharapkan dapat berlangsung sebelum liburan Thanksgiving, Kamis minggu depan (28/11/2019).
Meskipun belum terdapat informasi apakah pihak Gedung Putih menerima undangan tersebut, tapi perwakilan dagang AS bersedia untuk kembali merapat dengan pihak Negeri Tiongkok.
Semoga saja ini menjadi diskusi terakhir dan pada awal Desember pemimpin kedua negara dapat menekan kesepakatan dagang. Hal ini mengingat tenggat waktu untuk pengenaan bea masuk atas produk impor asal China senilai US$ 156 miliar kurang dari sebulan.
Kembalinya harapan bahwa damai dagang dapat ditekan tahun ini mendorong risk appetite pelaku pasar untuk kembali berburu aset keuangan beresiko, seperti saham.
"bursa" - Google Berita
November 22, 2019 at 04:38PM
https://ift.tt/2OyBTYt
Tak Seperti Bursa Asia, No Happy Weekend Buat IHSG - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tak Seperti Bursa Asia, No Happy Weekend Buat IHSG - CNBC Indonesia"
Post a Comment