Search

Bursa Saham RI Hijau, Asing Kok Masih Kabur Sih? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki perdagangan sesi II Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (15/11/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap anteng bertengger di zona hijau, di mana pada pukul 14:04 WIB menguat 0,47% ke level 6.127,81 indeks poin.

Kemudian investor asing juga kembali masuk ke pasar saham domestik dengan mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 11,83 miliar

Akan tetapi, patut dicermati bahwa sejatinya pada perdagangan di pasar reguler, pemodal asing hari ini masih membukukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 24,92 miliar, sedangkan dalam sebulan terakhir nilainya mencapai Rp 3,56 triliun. Dengan kata lain, net buy yang dicatatkan investor asing pada dasarnya mayoritas terjadi di pasar negosiasi.


Perdagangan pasar reguler tetap diterpa aksi jual bersih oleh investor asing mengingat rilis data ekonomi terbaru semakin memberi keyakinan bahwa laju permintaan domestik Indonesia terbukti menurun.

Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan internasional Ibu Pertiwi mencatatkan surplus sepanjang bulan Oktober dengan nilai sebesar US$ 160 juta atau setara Rp 2,26 triliun (asumsi kurs Rp 14.100/US$).

Namun, impor di bulan kemarin hanya tercatat sebesar US$ 14,77 miliar alias turun 16,39% YoY (secara tahunan) dibandingkan Oktober tahun 2018, di mana impor barang konsumsi terkoreksi 4,44% YoY. Hal ini menandakan adanya penurunan permintaan atas produk impor oleh masyarakat.

Selain itu, kemarin (14/11/2019, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil domestik periode Januari-Oktober 2019 turun 11,75% YoY menjadi hanya 849.609 unit dari sebelumnya 962.834 unit di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan jika dilihat kinerja, penjualan mobil domestik per Oktober 2019 turun 9,47% menjadi 96.030 unit dibandingkan dengan Oktober 2018 yakni 106.079 unit. Akan tetapi, nilai tersebut lebih baik dari September 2019 yang hanya sebesar 92.928 unit.

Rilis data hari ini melengkapi sederet fakta lesunya permintaan domestik Tanah Air yang sebelumnya mencatatkan penurunan penjualan ritel dan konsumsi rumah tangga.

Fakta Lain Pendukung Bukti Penurunan Permintaan Domestik
Bank Indonesia (BI) mengumumkan sepanjang September tahun ini, penjualan ritel hanya dapat tumbuh 0,7% YoY. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,1% dan menjadi laju terlemah sejak Juni 2019.


Kemudian, Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa minggu lalu mencatat konsumsi rumah tangga penduduk Ibu Pertiwi melambat dengan hanya tumbuh 5,01% YoY pada kuartal III-2019 dari sebelumnya tumbuh 5,17% YoY di kuartal II-2019. Ini menjadi laju terlemah sejak setahun lalu, tepatnya kuartal III-2018.

Perlambatan konsumsi rumah tangga terjadi hampir di seluruh aspek pengeluaran, terutama pakaian, alas kaki dan jasa perawatan.

Pelambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga konsisten dengan penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dalam lima bulan terakhir.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober berada di 118,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 121,8. Angka di bulan Oktober tersebut merupakan yang terendah sejak Februari 2017.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
November 15, 2019 at 02:23PM
https://ift.tt/2XgdXgs

Bursa Saham RI Hijau, Asing Kok Masih Kabur Sih? - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bursa Saham RI Hijau, Asing Kok Masih Kabur Sih? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.