Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei naik 0,28%, indeks Hang Seng menguat 0,15%, indeks Straits Times terapresiasi 0,24%, dan indeks Kospi 0,31%. Sementara itu, indeks Shanghai ditutup melemah 0,13%.
Kemesraan yang diumbar oleh AS dan China terkait perkembangan negosiasi dagang menjadi faktor yang melandasi aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
Kemarin (26/11/2019), Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa negosiator dagang dari AS dan China menggelar pembicaraan via sambungan telepon pada pagi hari ini waktu setempat.
Delegasi AS diwakili oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, sementara Wakil Perdana Menteri China Liu He menjadi perwakilan dari pihak China.
Kementerian Perdagangan China menyebut bahwa kedua belah pihak mendiskusikan permasalahan-permasalahan inti di bidang perdagangan. Kedua belah pihak disebut oleh Beijing setuju untuk tetap berkomunikasi guna menyegel kesepakatan dagang tahap satu.
"Kedua pihak berdiskusi guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan inti yang ada, mencapai konsensus terkait cara yang akan digunakan guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, serta setuju untuk tetap berkomunikasi terkait dengan permasalahan-permasalahan yang masih tersisa supaya kesepakatan dagang tahap satu bisa diteken," tulis Kementerian Perdagangan China dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan kemarin pagi waktu setempat, Selasa (26/11/2019).
Lantas, perkembangan ini melengkapi pemberitaan terkait dengan perang dagang AS-China sebelumnya yang juga positif. Dalam publikasi yang dirilis pada akhir pekan kemarin, China mengumumkan bahwa pihaknya akan menaikkan besaran denda bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran di bidang hak kekayaan intelektual, seperti dilansir dari CNBC International.
Seperti yang diketahui, pelanggaran dalam hal hak kekayaan intelektual merupakan salah satu faktor dibalik meletusnya perang dagang AS-China. Sebelumnya, China bersikukuh supaya AS tak menguatk-atik masalah ini dan fokus terhadap masalah yang menurut mereka lebih mudah untuk dibenahi yakni defisit neraca dagang AS dengan China.
Melunaknya China di bidang hak kekayaan intelektual dengan membebankan denda yang lebih tinggi bagi sang pelanggar menunjukkan bahwa Beijing semakin membuka diri untuk meneken kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.
Lebih lanjut, kemarin waktu setempat Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa pembahasan terkait kesepakatan dagang tahap satu dengan China sudah hampir selesai pasca negosiator tingkat tinggi dari kedua negara menggelar pembicaraan via sambungan telepon.
"Itu (negosiasi dagang) berjalan dengan sangat baik," kata Trump, seperti dilansir dari Bloomberg.
Untuk diketahui, sejauh ini AS telah mengenakan bea masuk tambahan bagi senilai lebih dari US$ 500 miliar produk impor asal China, sementara Beijing membalas dengan mengenakan bea masuk tambahan bagi produk impor asal AS senilai kurang lebih US$ 110 miliar.
Jika kesepakatan dagang tahap satu berhasil diteken, perputaran roda perekonomian AS dan China, berikut dengan perputaran roda perekonomian dunia, akan menjadi lebih kencang.
Sayang, bursa saham China tak bisa memanfaatkan momentum yang ada dan justru ditutup melemah. Aksi jual di bursa saham China dipicu oleh rilis data ekonomi yang mengecewakan.
Pada pagi hari ini, laba dari perusahaan-perusahaan industri di China diumumkan terkontraksi sebesar 2,9% secara tahunan untuk periode Januari-Oktober 2019, jauh lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada periode Januari-September 2019 yang hanya sebesar 2,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
"bursa" - Google Berita
November 27, 2019 at 05:19PM
https://ift.tt/37E2Frn
AS-China Umbar Kemesraan, Bursa Saham Asia Ditutup Menguat - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Umbar Kemesraan, Bursa Saham Asia Ditutup Menguat - CNBC Indonesia"
Post a Comment