Search

Hong Kong Membara (Lagi), Bursa Saham Asia Berguguran - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia mengakhiri perdagangan pertama di pekan ini, Senin (11/11/2019), di zona merah.

Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei turun 0,26%, indeks Shanghai anjlok 1,83%, indeks Hang Seng ambruk 2,62%, indeks Straits Times terkoreksi 0,72%, dan indeks Kospi berkurang 0,61%.

Ada dua sentimen utama yang memantik aksi jual di bursa saham Benua Kuning, Pertama, prospek terkait kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China yang kini semakin berwarna abu-abu.


Sebelumnya, China mengabarkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan AS untuk menghapuskan bea masuk tambahan yang sudah dikenakan oleh masing-masing negara selama perang dagang berlangsung, seperti dilansir dari CNBC International.

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengabarkan bahwa kedua belah pihak telah setuju untuk secara bersama-sama menghapuskan bea masuk yang menyasar produk impor dari masing-masing negara senilai ratusan miliar tersebut. Penghapusan bea masuk disebut China akan dilakukan secara bertahap.

Dirinya kemudian menambahkan bahwa kedua belah pihak kini telah semakin dekat untuk menandatangani kesepakatan dagang tahap satu, menyusul negosiasi yang konstruktif dalam dua pekan terakhir.

Namun, pihak AS kemudian membantah klaim dari China tersebut. Penasehat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menegaskan bahwa pihak AS tak pernah menyepakati hal tersebut dengan China. Navarro pun menilai China tengah melakukan upaya propaganda.

"Tidak ada kesepakatan untuk saat ini yang menghapuskan semua tarif yang diberlakukan sebagai kondisi untuk kesepakatan dagang fase pertama," tegas Navarro dalam wawancara dengan Fox Business Network, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/11/2019).

"Mereka hanya bernegosiasi di ranah publik dan tengah mencoba mendorong (kesepakatan) ke satu arah." tambah Navarro.

Perkembangan terbaru, Presiden AS Donald Trump menjadi pihak yang membantah klaim dari pihak China. Menjelang akhir pekan kemarin, Trump mengatakan bahwa dirinya belum setuju untuk menghapuskan bea masuk tambahan yang diberlakukan Washington terhadap produk impor asal China.

"Mereka ingin ada penghapusan. Saya belum menyetujui apapun," kata Trump pada hari Jumat waktu setempat (8/11/2019), dilansir dari CNBC International.

Hong Kong Membara (Lagi), Bursa Saham Asia BerguguranFoto: Aksi Protes di Universitas Politeknik Hong Kong, China pada Senin, 11 November 2019 (REUTERS/Shannon Stapleton)


Sentimen kedua yang menjadi penyebab bursa saham Asia diterpa tekanan jual adalah aksi demonstrasi di Hong Kong yang tak kunjung padam. Pada hari ini, seorang perwira polisi Hong Kong terekam video ketika sedang menembak demonstran yang mengenakan topeng. Polisi itu juga terlihat memukul salah seorang demonstran.

Kejadian selama bentrokan itu disiarkan langsung di Facebook. Akibat demonstrasi yang membara ini, aktivitas selama jam sibuk di Hong Kong menjadi terganggu.

Untuk diketahui, sejauh ini perekonomian Hong Kong sudah sangat tersakiti oleh aksi demonstrasi yang tak kunjung. Aksi demonstrasi besar-besaran yang dalam beberapa waktu terakhir terjadi di Hong Kong pada awalnya dipicu oleh penolakan terhadap RUU ekstradisi.

Beberapa waktu yang lalu, Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong merilis pembacaan awal untuk data pertumbuhan ekonomi periode kuartal III-2019. Pada tiga bulan ketiga tahun ini, perekonomian Hong Kong diketahui membukukan kontraksi sebesar 3,2% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ).

Lantaran pada kuartal II-2019 perekonomian Hong Kong sudah terkontraksi sebesar 0,4% secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi yang kembali negatif secara kuartalan pada kuartal III-2019 resmi membawa Hong Kong mengalami resesi untuk kali pertama sejak tahun 2009, kala krisis keuangan global menerpa.

Sebagai informasi, resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan, seperti dilansir dari Investopedia. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Melansir World Economic Outlook edisi April 2018 yang dipublikasikan oleh International Monetary Fund (IMF), Hong Kong merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar ke-35 di dunia. Walaupun tidak sebesar AS dan China yang kini tengah terlibat perang dagang, tentu posisi Hong Kong di tatanan perekonomian dunia tak bisa dianggap sepele.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

(ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
November 11, 2019 at 04:51PM
https://ift.tt/2qBWnY5

Hong Kong Membara (Lagi), Bursa Saham Asia Berguguran - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Hong Kong Membara (Lagi), Bursa Saham Asia Berguguran - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.