Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai melemah 0,06%, indeks Straits Times jatuh 0,22%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,01%. Sementara itu, indeks Hang Seng menguat 0,44% dan indeks Nikkei dibuka flat.
Bursa saham Benua Kuning melemah kala ada perkembangan yang positif terkait negosiasi dagang AS-China. Menurut kantor berita Xinhua, Wakil Perdana Menteri China Liu He menggelar perbincangan via sambungan telepon dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer pada akhir pekan kemarin terkait dengan kesepakatan dagang tahap satu, seperti dilansir dari CNBC International.
Xinhua melaporkan bahwa kedua belah pihak mengadakan diskusi yang konstruktif terkait dengan kekhawatiran di bidang perdagangan yang dimiliki masing-masing pihak. Kedua pihak disebut setuju untuk tetap berdialog secara intens. Xinhua juga melaporkan bahwa pembicaraan via sambungan telepon antar negosiator dagang tingkat tinggi dari AS dan China tersebut merupakan permintaan dari pihak AS.
Lantas, perkembangan ini seharusnya bisa memberikan kelegaan bagi para pelaku pasar. Sebelumnya, pemberitaan terkait negosiasi dagang kedua negara terbilang negatif sehingga membuat pelaku pasar khawatir bahwa kesepakatan dagang tahap satu belum akan bisa diteken dalam waktu dekat.
CNBC International melaporkan pada pekan lalu bahwa AS sedang berusaha mendapatkan konsesi yang lebih besar dari China terkait dengan perlindungan kekayaan intelektual dan penghentian praktik transfer teknologi secara paksa.
Di sisi lain, Beijing dikabarkan enggan untuk memasukkan komitmen untuk membeli produk agrikultur asal AS dalam jumlah tertentu dalam teks kesepakatan dagang tahap satu. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa China setuju untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 50 miliar setiap tahunnya sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.
Kemudian, Beijing kembali menegaskan bahwa AS harus menghapuskan bea masuk tambahan yang sudah dibebankan terhadap produk impor asal China jika ingin kesepakatan dagang tahap satu tercapai, sebuah hal yang masih enggan disetujui oleh pihak AS.
Sejauh ini, bea masuk tambahan yang dikenakan oleh masing-masing negara terbukti sudah menghantam perekonomiannya masing-masing. Belum lama ini, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal III-2019 diumumkan di level 1,9% (QoQ annualized), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (kuartal III-2018) yang mencapai 3,4%.
Beralih ke China, belum lama ini Beijing mengumumkan bahwa perekonomiannya hanya tumbuh di level 6% secara tahunan pada kuartal III-2019, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 juga lebih rendah dibandingkan capaian pada kuartal II-2019 yang sebesar 6,2%.
Dengan melihat adanya sentimen yang positif terkait dengan negosiasi dagang AS-China, beserta dengan fakta bahwa koreksinya tidaklah dalam, besar kemungkinan bahwa bursa saham utama kawasan Asia akan mampu membalikkan keadaan dan menutup hari di zona hijau.
Pada pukul 14:00 WIB, data realisasi penanaman modal asing/foreign direct investment (FDI) China periode Januari-Oktober 2019 akan dirilis. Pada pukul 15:30 WIB, data tingkat pengangguran Hong Kong periode Oktober 2019 akan diumumkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
"bursa" - Google Berita
November 18, 2019 at 09:05AM
https://ift.tt/2KxcOMi
AS-China Adem, Kok Bursa Saham Asia Malah Keok? - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Adem, Kok Bursa Saham Asia Malah Keok? - CNBC Indonesia"
Post a Comment