Search

Bursa Asia Kompak Rontok, IHSG Jebol di Bawah 5.000 - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pagi-pagi sudah ada yang 'kebakaran'. Ya bursa saham kawasan Asia pagi ini kompak bergerak di zona merah setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah corona (COVID-19) sebagai pandemi.

Situasi yang disebut pandemi oleh WHO adalah ketika suatu penyakit menyebar luas ke berbagai penjuru dunia dengan laju yang sangat cepat. Kini total kasus kumulatif COVID-19 di lebih dari separuh negara di dunia telah melampaui 125.000.

Berdasarkan data kompilasi Johns Hopkins University CSSE, jumlah korban meninggal akibat infeksi COVID-19 sudah mencapai 4.615 orang.


Pengumuman ini membuat Wall Street yang pada perdagangan sebelumnya sumringah jadi ambrol. Tadi pagi saat penutupan perdagangan, tiga indeks bursa saham utama Paman Sam ditutup di zona pesakitan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) tadi pagi ambruk 5,86%, S&P 500 dan Nasdaq Composite kompak mengekor di belakangnya dengan koreksi masing-masing sebesar 4,89% dan 4,7%.

Dow Jones sudah terkoreksi lebih dari 20% sejak akhir bulan lalu yang menandai bahwa siklus ekspansi indeks yang berisi 30 saham pilihan AS ini telah selesai dan memasuki fase 'bearish'.

Pelaku pasar juga kecewa pada sikap Gedung Putih yang dinilai tidak merilis detail langkah stimulus fiskal yang akan diberikan demi meredam dampak virus corona. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengusulkan Pajak Penghasilan (PPh) nol persen hingga akhir tahun.

Namun belum ada kejelasan lebih lanjut soal hal tersebut yang membuat pasar menjadi kecewa. Pasar sekarang bukan lagi berada dalam kecemasan sekarang, tapi kepanikan.

"Kita bisa melihat kepanikan di pasar saham" kata Chief Investment Officer American Trust, "Pertanyaan terbesar setiap orang sekarang adalah, sudahkah kita sampai di dasar? Saya pikir kita baru setengah jalan" tambahnya seperti yang diwartakan CNBC Internasional.

CNBC Internasional juga melaporkan, kemarin bank sentral Inggris (BoE) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) ke level 0,25%. Sementara bank sentral AS, The Fed dikabarkan menambah jumlah amunisi dengan menggelontorkan uang senilai US$ 175 miliar untuk perbankan melalui transaksi repo.

Walaupun tak semematikan kawannya (baca SARS), COVID-19 menyebar dengan lebih cepat dan jika melihat skalanya sudah beda kelas. SARS hanya menginfeksi kurang dari 10.000 orang di 26 negara sementara COVID-19 sudah menginfeksi ratusan ribu orang di lebih dari 100 negara.

Hal ini membuat bursa saham Asia juga dilanda kepanikan. Tekanan jual kembali menghampiri, akibatnya pagi ini Kamis (12/3/2020) bursa saham utama kawasan Asia kompak bergerak di zona merah.

Indeks Topix (Jepang) ambrol 4,2%, Kospi (Korea Selatan) anjlok 3,7%, Shanghai Composite (China) ambles 1,4%, Hang Seng (Hong Kong) nyungsep 2,7%, Straits Times (Singapura) jatuh 2,8%.

Tak bisa dipungkiri pasar sudah diliputi kepanikan. Wabah ini telah menjadi tragedi kemanusiaan pada dekade ini. Bukan hanya kesehatan manusia saja yang dilukai, COVID-19 telah menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian global.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 menjadi 2,4% dari sebelumnya 2,9%. Ekonomi China diramal tumbuh 4,9% tahun ini, padahal perkiraan sebelumnya tumbuh 5,7%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ambles hingga 4,04% di level 4.944,73 pada perdagangan pukul 09.09 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
March 12, 2020 at 09:11AM
https://ift.tt/2IFMEG8

Bursa Asia Kompak Rontok, IHSG Jebol di Bawah 5.000 - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bursa Asia Kompak Rontok, IHSG Jebol di Bawah 5.000 - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.