Pergerakan tajam ini bukan hanya menjadikan indeks terbaik sepanjang tahun saja, namun menjadi kenaikan harian terbesar dalam 21 tahun terakhir atau sejak 1999.
Ternyata tak hanya persentase kenaikan harian saja yang membanggakan pada perdagangan kemarin, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mencatatkan frekuensi perdagangan harian juga menjadi yang tertinggi selama 6 bulan terakhir.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan total frekuensi perdagangan kemarin mengalahkan jumlah frekuensi pada 12 September 2019 lalu.
"Untuk perdagangan saham hari ini [Kamis kemarin], tercatat rekor frekuensi transaksi tertinggi, yaitu sebanyak 879.652 kali. Rekor sebelumnya tercatat sebanyak 655.380 kali pada tanggal 12 September 2019 yang lalu," kata Laksono di Jakarta, Kamis sore (26/3).
Adapun sepanjang perdagangan Kamis, nilai transaksi tercatat sebesar Rp 12,51 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 670,13 miliar di pasar reguler dan non-reguler (tunai dan negosiasi).
Selain itu, mengiringi melesatnya IHSG, ada beberapa emiten yang kena Auto Rejection Atas (ARA) akibat harga sahamnya yang melesat tajam.
Data BEI mencatat, untuk emiten yang harga sahamnya di rentang rentang harga Rp 50 sampai dengan Rp 200, batas ARA yakni lebih dari 35%. Ada beberapa emiten yakni PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk. (TAMU) +34,78%, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) +33,33%, dan PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA) + 32,43%.
Kemudian untuk emiten yang harga sahamnya lebih dari Rp 200 sampai dengan Rp 5.000, batas ARA lebih dari 25%, yakni PT Diamond Citra Proper Tbk. +25%. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) +25%, PT Sentra Mitra Informatika Tbk. (LUCK) +25%, PT Indofarma Tbk (INAF) +25%, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) +24,47%.
Adapun yang terakhir untuk emiten dengan harga saham di atas Rp 5.000 batas ARA lebih dari 20%, yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) +19,38% dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. (INTP) +19,81%.
Persentase kenaikan IHSG kemarin merupakan yang terbesar sejak 8 Juni 1999, kala itu IHSG melesat 12,18%. Sementara rekor persentase kenaikan terbesar IHSG tercatat pada 2 Februari 1998 ketika melesat 14,03%, berdasarkan data Refinitiv.
Meski demikian, IHSG naik di tengah bursa saham utama Asia yang justru mengalami koreksi. Indeks Nikkei merosot lebih dari 4,5%, Kospi Korea Selatan dan Strait Times Singapura melemah masing-masing sekitar 1%, kemudian Shanghai Composite dan Hang Seng Hong Kong melemah kurang dari 1%.
Sementara bursa saham India, Thailand, Filipina, hingga Malaysia menguat meski tidak mencapai 2 digit seperti IHSG.
Membaiknya sentimen pelaku pasar yang mengangkat kinerja bursa saham terjadi setelah setelah Pemerintah Amerika Serikat (AS) menggelontorkan stimulus jumbo.
Seperti diketahui sebelumnya, pada Selasa lalu Pemerintah dan Senat AS telah mencapai kata sepakat untuk mengucurkan stimulus senilai US$ 2 triliun, yang dikatakan terbesar sepanjang sejarah. Stimulus tersebut bahkan dua kali lipat lebih besar dari nilai perekonomian Indonesia.
Kesepakatan tersebut kini masih dalam tahap Rancangan Undang-Undang (RUU) dan harus di-voting di Kongres AS, sebelum ditandatangani Presiden AS, Donald Trump.
Dengan gelontoran stimulus tersebut, perekonomian Negeri Paman Sam diharapkan masih bisa berputar meski sedang mengalami pandemi virus corona (COVID-19), dan akan berakselerasi kencang begitu COVID-19 berhasil dihentikan.
Pada perdagangan Selasa lalu bursa Asia juga menghijau, hanya IHSG yang berakhir di zona merah. Maka wajar IHSG hari ini bangkit dan menyusul bursa saham global, apalagi Wall Street sebagai kiblat bursa saham dunia juga kembali menguat pada perdagangan Rabu. Tidak hanya itu, bursa saham Eropa juga kompak membukukan penguatan dua hari beruntun kemarin.
(tas/tas)"bursa" - Google Berita
March 27, 2020 at 07:32AM
https://ift.tt/3dyiKlc
Sederet Fakta IHSG: Terbaik Sejak 1999, Frekuensi Rekor! - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sederet Fakta IHSG: Terbaik Sejak 1999, Frekuensi Rekor! - CNBC Indonesia"
Post a Comment