Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia pada hari Senin (9/3/2020) mengalami penurunan tajam karena harga minyak jatuh di tengah kekhawatiran perang harga. Pertumuan OPEC plus akhir pekan lalu gagal mencapai kesepakatan dengan sekutu-sekutunya dalam rangka mengurangi jumlah produksi.
Perang harga ini menambah volatilitas yang sebelumnya dipicu oleh kekhawatiran seputar penyebaran virus corona dan berlangsung sampai saat ini.
Saham Australia jatuh dengan S&P/ASX 200 kehilangan 7,33% ke posisi 5.760,6. Sektor energi menjadi kontributor penurunan dengan aksi jual besar-besaran setelah Arab Saudi memangkas harga minyak resmi untuk mendapatkan pangsa pasar dari sekutu OPEC yaitu Rusia.
Sementara itu, Nikkei Jepang anjlok 5.07% ke posisi 19.698,76 setelah menyentuh level terendah di 19.769,42 di sesi sebelumnya dan merupakan penurunan keempat minggu berturut-turut. Pelemahan indeks Nikkei terjadi karena aliran dana global lebih memilih masuk ke Yen sebagai safe haven dibandingkan bursa saham.
Turunnya indeks Nikkei 225 dipelopori saham Inpex yang menurun lebih dari 13%, berikutnya saham Japan Petroleum yang kehilangan hampir 9%.
Dalam berita ekonomi lainnya, Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda menegaskan pada hari Senin (9/3/2020) waktu setempat bahwa bank sentral siap untuk mengambil tindakan pelonggaran tambahan, karena kekhawatiran tentang penyebaran virus mengirim yen naik tajam dan menyebabkan saham anjlok.
Indeks Kospi Korea Selatan juga turun 4,19% ke posisi 1.954,77, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong jeblok 4,23% ke 25.040,46. Sementara itu, saham China daratan menurun dengan indeks komposit Shanghai melemah sekitar 3,01% menjadi 2.943,29.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 6,58% ke 5.136,81, berada di urutan 3 terbawah penurunan setelah bursa saham Thailand yang turun 7,86% dan Australia melemah sebanyak 7,33%.
Dalam situasi yang serba sulit di pasar keuangan global memberikan efek panic selling di ekuitas dan berdampak pada kenaikan harga obligasi AS 10 tahun yang naik. Imbal hasil (yield) treasury 10-tahun AS menembus di bawah 0,5% untuk pertama kalinya, yang menyentuh level terendah sepanjang masa di level 0,487%. Imbal hasil obligasi bergerak berlawanan dengan harga.
Selain penguatan dalam harga obligasi AS, investor juga berlomba-lomba memburu aset safe haven logam mulia. Emas spot kembali memecahkan rekor dengan harga tertinggi hari ini di kisaran US$ 1.700/troy ons, yang merupakan harga tertinggi sejak 1 Januari 2013 ketika berada di level US$ 1.697/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)"bursa" - Google Berita
March 09, 2020 at 04:33PM
https://ift.tt/2wDXZUd
Harga Minyak Anjlok, Bursa Utama Asia Rontok - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Anjlok, Bursa Utama Asia Rontok - CNBC Indonesia"
Post a Comment