WARTA KOTA, PALMERAH--- Sejak tahun lalu, banyak perusahaan rintisan (startup) terutama yang sudah bervaluasi besar seperti Bukalapak, Tokopedia, hingga Go-Jek yang dikabarkan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun demikian, hingga kuartal III tahun ini, belum ada startup unicorn (valuasi 1 miliar dollar AS) maupun decacorn (valuasi 10 miliar dollar AS) yang melantai di bursa dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawasa Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen, mengatakan, salah satu faktor yang membuat perusahaan sejenis startup cenderung enggan untuk mencatatkan sahamnya karena tingginya tingkat persaingan di antara para pelaku usaha.
• 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Super Prioritas Langsung Dibahas, Infrastruktur Rampung 2020
"Ini dugaan saya, kalau startup itu sekarang IPO jadi transparan. Padahal itulah kompetitif mereka, soal ranah bsinis mereka seperti apa," kata Hoesen baru-baru ini.
Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk memperjual belikan sahamnya di bursa, artinya dia harus benar-benar transparan, baik dari dalam rencana bisnis, pengelolaan, hingga kondisi keuangan perusahaan.
Padahal selama ini, di dalam iklim start up, kompetisi yang terjadi adalah bagaimana setiap dari pelaku usaha bisa menelurkan inovasi-inovasi terbaru.
"Kan kayak peer to peer begitu, mereka jadi ketahuan kan (rahasianya), jadi bisa dibuatin tuh ratusan hingga ribuan bisa membuat aplikasi yang sama," ujar Hoesen.
• Waspada 6 Penyakit Ini Jika Terlalu Banyak Makan Garam
"Go-Jek, Grab kan juga aplikasinya gitu-gitu aja. Jadi kadang-kadang untuk jadi IPO harus jadi transparan dan itu kelihatan bukunya, margin dari mana dan sebagainya. Itu mungkin rahasia dapurnya," katanya.
Hoesen tidak muluk-muluk berharap startup untuk melantai di bursa saham.
Adapun di luar negeri, beberapa perusahaan rintisan berbasis teknologi tahun ini memutuskan untuk melantai di bursa saham.
Contohnya saja Uber dan Lyft, perusahaan ride hailing yang harga sahamnya justru terus terdepresiasi lantaran perusahaan-perusahaan tersebut belum berhasil membukukan laba.
Adapun satu tahun terakhir, santer berhembus kabar beberapa perusahaan rintisan dalam negeri juga akan mencatatkan sahamnya di bursa. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah Bukalapak, Tokopedia, Go-Jek, dan Traveloka.
• Negara Tetangga Cemburu dengan Pasar Modal Indonesia, Berikut Penjelasan OJK
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Unicorn Indonesia Belum Ada yang Melantai di Bursa, Kenapa?
"bursa" - Google Berita
October 27, 2019 at 03:22PM
https://ift.tt/2NhnC1S
Mengapa Unicorn Indonesia Belum Masuk ke Bursa Saham Indonesia? - Warta Kota
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengapa Unicorn Indonesia Belum Masuk ke Bursa Saham Indonesia? - Warta Kota"
Post a Comment