Search

Sri Mulyani, Perry & Wimboh Bicara, Pasar Saham Tenang Lagi - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan yang terjadi di pasar saham domestik pada perdagangan akhir pekan lalu, sempat membuat investor panik. Perkembangan terbaru dari virus corona (COVID-19) sempat membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan lebih dari 4%, meskipun akhirnya ditutup melemah 1,5%.

Pemerintah, otoritas moneter serta regulator dan otoritas pasar modal sempat sibuk berupaya menenangkan pasar. Apalagi pada waktu yang sama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat mengalami tekanan.

Asal tahu saja, kejatuhan IHSG pekan lalu telah membuat kinerja bursa saham domestik mengalami koreksi 13,44%. Terburuk kedua di Asia setelah bursa saham Thailand.


Sementara itu, rupiah mengalami hari-hari yang buruk pekan lalu. Nilai tukar rupiah drop tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (28/2/2020), membukukan pelemahan 9 hari beruntun, dan berada di level terlemah sejak Mei 2019.

Rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,14% di level Rp 14.050/US$, tetapi tidak lama langsung jeblok. Depresiasi rupiah terus bertambah hingga mengakhiri perdagangan di level 14.340/US$, melemah 2,21% di pasar spot, berdasarkan data Refinitiv.

Kinerja rupiah pekan lalu tercatat sebagai pelemahan harian terbesar sejak 26 September 2011.

Situasi yang tak bagus di pasar keuangan tersebut membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani angka bicara.

"Pemerintah bersama KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) terus mengikuti pergerakan pasar saham dan keuangan di dalam negeri dan di tingkat global. Pergerakan cukup signifikan di pasar keuangan global dipicu oleh perkembangan meluasnya penularan virus corona," kata Sri Mulyani kepada CNBC Indonesia, Jumat (28/2/2020).

Sri Mulyani mengatakan, dirinya akan terus meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kita akan terus meningkatnya koordinasi dan sinergi antara kebijakan fiskal, moneter dan sektor Keuangan, serta kebijakan ekonomi lainnya - untuk pertukaran informasi, dan respons kebijakan terhadap perkembangan yang ada, untuk menjaga ekonomi Indonesia tetap terjaga meski gejolak global meningkat," jelas Sri Mulyani.


Demikian pula dengan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, ikut mengawasi pasar keuangan RI yang sedang bermasalah.

"Saya update bahwa pasar keuangan global memang sedang mengalami radang, karena memang investor global dari seluruh negara tidak hanya Indonesia, memang mengira dampak dari corona memang menyebar tidak hanya di Asia, tapi sampai Amerika dan Eropa," kata Perry pekan lalu.

Perry melanjutkan, dalam kondisi ini, investor global kecenderungannya melepas investasi portofolionya di Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Singapura, dan dari Indonesia. Untuk Indonesia, kata Perry, memang terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah dan harga saham.

Untuk meredam gejolak, BI menegaskan akan terus berada di pasar stabilkan nilai tukar rupiah untuk obligasi pemerintah, kita melakukan triple intervensi, satu di spot menjual valas untuk kendalikan nilai tukar rupiah.

Lalu, OJK menegaskan investor harus tetap tenang meskipun pasar saham domestik sedang mengalami tekanan cukup berat pada perdagangan Jumat ini (28/2/2020).

"Tenang aja kita sudah punya protokolnya, ya kalau udah melebihi threshold turunnya ya itu ada beberapa yang bisa kita lakukan. Kita bisa membolehkan buyback [pembelian kembali saham]," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, di Kompleks Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Wimboh menyebutkan, dalam protokol krisis OJK dan BEI sudah punya aturan untuk memperbolehkan emiten melakukan buyback tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sebelumnya Juru Bicara OJK Sekar Putih Jarot mengatakan terus memantau secara ketat perkembangan dan dinamika pasar di dalam negeri maupun secara global. Selain itu, koordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dilakukan untuk mengambil langkah tertentu sesuai kewenangan kedua otoritas.

"... OJK akan terus berkoordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan. OJK bersama Pemerintah dan BI telah dan akan terus mensinergikan kebijakan untuk memberikan stimulus dan menjaga kepercayaan publik khususnya investor," kata Sekar dalam keterangannya Jumat (28/2/2020).

[Gambas:Video CNBC]


Senin pagi ini (2/3/2020), IHSG dibuka di level 5.455,05 atau menguat tipis 0,04 % dibanding posisi penutupan perdagangan pekan lalu. Hingga pukull 09.30 WIB, IHSG mampu bertahan naik 0,5% ke level 5.480,47.

Bagaimanapun juga IHSG masih dibayangi oleh sentimen negatif yang datang dari global terkait wabah virus corona.

Penyebaran virus corona kian masif. Kali ini infeksi oleh virus SARS-CoV-2 terjadi di Italia.

Di Italia, pada Minggu (1/3/2020), Kepala badan perlindungan sipil negara Italia mengatakan bahwa penyebarannya hampir dua kali lipat dalam 48 jam terakhir di negara tersebut.

Coronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 atau SARS-CoV-2 ialah salah satu anggota coronavirus yang mengakibatkan infeksi pernapasan COVID-19. Virus ini pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, China, dan kini menyebar tak terkendali secara global.

Data Johns Hopkins CSSE mencatat, pada Senin pagi ini, pukul 08.40 WIB, jumlah terinfeksi corona di China daratan mencapai 80.024 orang, lalu Korea Selatan 3.736 orang, Italia 1.694 dan Iran 978 orang.

(hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
March 02, 2020 at 09:52AM
https://ift.tt/2I9oMKv

Sri Mulyani, Perry & Wimboh Bicara, Pasar Saham Tenang Lagi - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sri Mulyani, Perry & Wimboh Bicara, Pasar Saham Tenang Lagi - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.