Search

Senada dengan Bursa Regional, IHSG Tutup Hari di Zona Merah - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan kedua di pekan ini, Selasa (21/1/2020), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat 0,11% ke level 6.252. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut menguat tipis 0,03%% ke level 6.246.83.

Sayang, IHSG justru melemah pada akhir perdagangan sesi dua. Per akhir sesi dua, IHSG jatuh 0,11% ke level 6.238,15.


Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona merah: indeks Nikkei terkoreksi 0,91%, indeks Shanghai turun 1,41%, indeks Hang Seng jatuh 2,81%, indeks Straits Times melemah 1,05%, dan indeks Kospi terpangkas 1,01%.
Dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh International Monetary Fund (IMF) menjadi faktor yang melandasi aksi jual di bursa saham Benua Kuning.

Pada proyeksinya di bulan Oktober, IMF memproyeksikan perekonomian global tumbuh sebesar 3% pada tahun 2019 dan 3,4% pada tahun 2020. Dalam proyeksi terbarunya, angka pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 dipangkas menjadi 2,9%, sementara untuk tahun 2020 proyeksinya berada di level 3,3%.

Proyeksi terbaru oleh IMF tersebut dituangkan dalam publikasi bertajuk "World Economic Outlook Update, January 2020: Tentative Stabilization, Sluggish Recovery?" yang dirilis kemarin waktu Indonesia, Senin (20/1/2020).

Untuk tahun 2021, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dipangkas menjadi 3,4%, dari yang sebelumnya 3,6%.

Dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global utamanya dipicu oleh proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah di India. Pada proyeksi bulan Oktober, pertumbuhan ekonomi India untuk tahun 2020 dan 2021 dipatok masing-masing di level 7% dan 7,4%. Kini, proyeksinya dipangkas masing-masing menjadi 5,8% dan 6,5%.


Tak hanya negara berkembang seperti India, proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju tak lepas dari pemangkasan oleh IMF. Proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi AS di tahun 2020 misalnya, dipangkas 0,1 persentase poin oleh IMF. Pemangkasan serupa juga bisa didapati terhadap perekonomian zona Euro.

Terkait dengan China selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di dunia, proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2021 dipangkas sebesar 0,1 persentase poin, walaupun proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 dikerek naik 0,2 persentase poin.

Walaupun proyeksi untuk tahun 2020 dinaikkan, angka pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini masih berada di level 6%, yang berarti perekonomian Negeri Panda masih akan tumbuh melambat. Pada tahun 2019, perekonomian China diketahui tumbuh 6,1%.

Melansir CNBC International yang mengutip Reuters, pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2019 merupakan yang terlemah sejak tahun 1990.

Beralih ke Jepang selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar ketiga di dunia, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2020 dan 2021 diproyeksikan tak akan mencapai 1%. Untuk tahun 2020, perekonomian Jepang diproyeksikan hanya tumbuh 0,7%, disusul pertumbuhan sebesar 0,5% di tahun berikutnya. Pada tahun 2019, perekonomian Jepang diproyeksikan tumbuh sebesar 1%.

"Proyeksi terkait pemulihan pertumbuhan ekonomi global tetaplah diselimuti ketidakpastian. Perekonomian dunia terus bergantung kepada pemulihan dari negara-negara berkembang yang dipenuhi dengan tekanan, sementara pertumbuhan di negara-negara maju bergerak stabil di kisaran level saat ini," papar Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari CNBC International.

[Gambas:Video CNBC]


Ada beberapa alasan utama yang melandasi pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF, salah satunya adalah potensi memburuknya hubungan antara AS dan mitra dagangnya.

"Tensi di bidang perdagangan yang baru bisa muncul antara AS dan Uni Eropa, dan tensi antara AS dan China bisa kembali memanas," jelas Gopinath.

Selain friksi di bidang perdagangan, potensi memanasnya tensi geopolitik antara AS dan Iran juga menjadi dasar IMF untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

Lebih lanjut, gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah di dunia ikut menjadi risiko yang menghantui laju perekonomian global, seperti yang terjadi di Hong Kong misalnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
January 21, 2020 at 04:39PM
https://ift.tt/2RAdW4F

Senada dengan Bursa Regional, IHSG Tutup Hari di Zona Merah - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Senada dengan Bursa Regional, IHSG Tutup Hari di Zona Merah - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.