Search

Kemarin Babak Belur, Hari Ini Bursa Saham Asia Hijau - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (24/1/2020), di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei naik 0,13%, indeks Hang Seng menguat 0,15%, dan indeks Straits Times terkerek 0,17%.

Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham China pada hari ini diliburkan seiring dengan perayaan hari raya Tahun Baru China, sementara perdagangan di bursa saham Korea Selatan diliburkan seiring dengan Tahun Baru Korea.


Bursa saham Benua Kuning berhasil bangkit pascaditerpa aksi jual dengan intensitas yang begitu besar pada perdagangan kemarin, Kamis (23/1/2020).

Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Nikkei turun 0,98%, indeks Shanghai terkoreksi 2,75%, indeks Hang Seng melemah 1,52%, indeks Straits Times terpangkas 0,6%, dan indeks Kospi berkurang 0,93%.


Aksi jual menerpa bursa saham Asia pada perdagangan kemarin seiring dengan meluasnya infeksi virus Corona. Virus Corona sendiri merupakan virus yang menyerang sistem pernafasan manusia. Gejala dari paparan virus Corona meliputi batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam, seperti dilansir dari CNN International.

Berpusat di China, kasus serangan virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, hingga Thailand, semuanya melibatkan turis China asal Wuhan. Kini, infeksi virus Corona telah resmi menyebar ke Makau dan Hong Kong. Lagi-lagi, virus tersebut dibawa oleh orang yang baru saja mengunjungi China.


Sejatinya, perkembangan terkait dengan penyebaran infeksi virus Corona tak bisa dibilang menggembirakan. Perkembangan terbaru, total infeksi virus Corona di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 800 kasus, sementara jumlah korban meninggal di China telah mencapai 25 orang.

Hingga kini, belum jelas seberapa parah dampak dari infeksi virus Corona, namun akselerasi infeksinya telah menyebabkan kekhawatiran bahwa wabah seperti virus severe acute respiratory syndrome (SARS) yang merebak pada akhir 2002 hingga tahun 2003 di China, akan terulang.

Meluasnya infeksi virus Corona hingga ke negara-negara lain berpotensi membuat World Health Organziation (WHO) mendeklarasikan darurat kesehatan publik internasional atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Sebagai catatan, PHEIC merupakan deklarasi formal dari WHO terkait kejadian luar biasa yang ditetapkan sebagai risiko kesehatan bagi masyarakat negara lain dan berpotensi memerlukan respons internasional yang terkoordinasi untuk menanggulanginya.

Jika benar virus Corona menjadi wabah seperti SARS, perekonomian China bisa kian tertekan. Pasalnya, kini masyarakat China akan merayakan hari raya Tahun Baru China atau yang dikenal dengan istilah Imlek di Indonesia.

Di China, perdagangan di bursa sahamnya akan diliburkan mulai dari tanggal 24 Januari hingga 30 Januari guna memperingati Tahun Baru China.


Selama libur Tahun Baru China, masyarakat China biasanya kembali ke kampung halamannya, sama seperti yang dilakukan masyarakat Indonesia pada hari raya Idul Fitri. Dalam periode tersebut, konsumsi masyarakat China biasanya akan meningkat drastis.

Pemerintah China sendiri memperkirakan akan ada sebanyak tiga miliar perjalanan pada Tahun Baru China kali ini, naik dibandingkan tahun lalu yaitu 2,99 miliar perjalanan. Dari tiga miliar perjalanan tersebut, 2,43 miliar diperkirakan ditempuh dengan mobil, 440 juta dengan kereta api, 79 juta dengan pesawat terbang, dan 45 juta dengan kapal laut.

Kemarin Babak Belur, Hari Ini Bursa Saham Asia HijauFoto: Polisi paramiliter berjaga di pintu masuk Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan di Provinsi Hubei, China tengah. (Thepaper via AP)

Pada akhir 2002 hingga tahun 2003 kala wabah SARS merebak di China, laju pertumbuhan ekonominya jelas tertekan. Pada kuartal III-2002, perekonomian China tercatat tumbuh sebesar 9,6% secara tahunan, mengutip data dari Refinitiv. Pada kuartal IV-2002 kala wabah SARS mulai merebak, pertumbuhannya melemah menjadi 9,1% saja.

Pada kuartal I-2003, pertumbuhan ekonomi China berhasil naik hingga 11,1% secara tahunan, namun diikuti oleh penurunan yang tajam pada kuartal berikutnya. Pada kuartal II-2003, perekonomian China hanya mampu tumbuh 9,1% secara tahunan. Pada dua kuartal terakhir di tahun 2003, perekonomian China tumbuh masing-masing sebesar 10% secara tahunan.

Sejauh ini, China merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar kedua di planet bumi, sementara pada tahun 2003 China bahkan tak menempati posisi lima besar. Lantas, dampak dari tekanan terhadap perekonomian China kini akan semakin terasa bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.

Jika dihitung dari titik tertingginya di tahun 2002 yang dicapai pada tanggal 8 Juli hingga titik terendahnya di tahun 2003 yang dicapai pada tanggal 18 November, indeks Shanghai selaku indeks saham acuan di China melemah hingga 24,03%.

Tampaknya, koreksi bursa saham Asia yang sudah begitu dalam pada perdagangan kemarin kini membuka ruang bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(ank/tas)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
January 24, 2020 at 04:50PM
https://ift.tt/2tQ4sdJ

Kemarin Babak Belur, Hari Ini Bursa Saham Asia Hijau - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kemarin Babak Belur, Hari Ini Bursa Saham Asia Hijau - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.