Search

Walau Ekonomi AS Terlemah 3 Tahun, Bursa Asia Tetap Hijau - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan terakhir di pekan ini, Jumat (31/1/2020), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei naik 0,74%, indeks Hang Seng menguat 1,17%, indeks Straits Times terapresiasi 0,08%, dan indeks Kospi bertambah 0,59%.

Sebagai catatan, perdagangan di bursa saham China masih diliburkan seiring dengan libur Tahun Baru China.


Bursa saham Benua Kuning bisa menguat kala ada sentimen negatif yang datang dari rilis angka pertumbuhan ekonomi AS.
Kemarin, Kamis (30/1/2020), pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal IV-2019 diumumkan di level 2,1% (QoQ annualized), sesuai dengan konsensus yang dihimpun oleh Dow Jones.

Untuk keseluruhan tahun 2019, perekonomian AS hanya tumbuh 2,3%, menandai laju pertumbuhan terlemah dalam 3 tahun. Untuk diketahui, pada tahun 2017 perekonomian AS tumbuh sebesar 2,4%, disusul pertumbuhan sebesar 2,9% pada tahun 2018.

Laju pertumbuhan tersebut juga berada di bawah target yang dipatok oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Pasca resmi memangkas tingkat pajak korporasi dan individu pada tahun 2017, Gedung Putih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi untuk setidaknya berada di level 3%.

Ke depannya, laju perekonomian AS bisa semakin tertekan. Pasalnya, The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS baru saja memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di rentang 1,5%-1,75%.


Di sepanjang tahun 2019, The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak tiga kali, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli, September, dan Oktober. Jika ditotal, federal funds rate sudah dipangkas sebesar 75 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.

Perang dagang AS-China, perlambatan ekonomi global, dan inflasi yang rendah menjadi faktor yang membuat The Fed memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 75 bps tersebut.

Jika tingkat suku bunga acuan kembali dipangkas, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan semakin terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Absennya pemangkasan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed lantas berpotensi untuk semakin menekan laju perekonomian AS.

Aksi beli dilakukan di bursa saham Asia seiring dengan koreksi signifikan yang sudah dibukukan pada perdagangan kemarin. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Nikkei turun 1,72%, indeks Hang Seng jatuh 2,62%, indeks Straits Times terkoreksi 0,37%, dan indeks Kospi melemah 1,71%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
January 31, 2020 at 08:58AM
https://ift.tt/2GGSdDa

Walau Ekonomi AS Terlemah 3 Tahun, Bursa Asia Tetap Hijau - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Walau Ekonomi AS Terlemah 3 Tahun, Bursa Asia Tetap Hijau - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.