Penyebaran virus ini menimbulkan ketakutan investor mengingat jumlah korban yang terus bertambah dan wilayah yang terjangkit makin luas.
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/2/2020) Indeks Shanghai Composite langsung turun hampir 9%. Hal ini juga langsung menguapkan kapitalisasi pasar (market cap) bursa ini senilai US$ 420 miliar atau Rp 5.800 triliun lebih, seperti dilansir dari Reuters.
Di akhir perdagangan indeks Shanghai akhirnya ditutup terkoreksi 7,72%. Penurunan ini berhasil mereda berkat stimulus yang digelontorkan Bank Sentral China senilai US$ 174 miliar atau sekitar Rp 2.390,74 triliun guna meredam koreksi agar tidak terlalu dalam.
Sementara itu, riset dari Standard & Poor's (S&P) menyebutkan bahwa virus Corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sekitar 1,2 persentase poin. Jadi, kalau pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini diperkirakan berada di level 6%, maka virus Corona akan memangkasnya menjadi 4,8% saja.
Untuk diketahui, pada tahun 2019 perekonomian Negeri Panda tercatat tumbuh sebesar 6,1%, melambat signifikan dari yang sebelumnya 6,6% pada tahun 2018. Melansir CNBC International yang mengutip Reuters, pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2019 merupakan yang terlemah sejak tahun 1990.
Adapun menurut data terakhir, hingga Jumat (7/2/2020) jumlah kematian baru bertambah 81 orang, sehingga total kematian karena virus ini di China sudah mencapai 699 orang.
Sedangkan secara global, CNBC melaporkan coronavirus ini telah menewaskan total 717 orang. Sedangkan jumlah korban yang terjangkit mencapai 33.800 orang.
(roy/roy)"bursa" - Google Berita
February 08, 2020 at 12:30PM
https://ift.tt/2ulg9cK
Virus Corona Serang Bursa Saham China, Rp 5.800 T Menguap - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Virus Corona Serang Bursa Saham China, Rp 5.800 T Menguap - CNBC Indonesia"
Post a Comment