Search

Pengamat Saham Peringatkan Risiko Koreksi Tajam Bursa Saham AS di 2020 - Katadata.co.id

Indeks di bursa saham Amerika Serikat (AS) terus menanjak dalam beberapa tahun ini, dengan pergerakan yang semakin cepat tahun ini. Di tengah kondisi positif ini, analis memperingatkan bubble dan risiko koreksi tajam indeks di tahun depan.

Presiden Yardeni Research Edward Yardeni mengatakan, dirinya memprediksikan S&P 500 bakal menembus 3.500 akhir tahun depan. Namun, indeks bergerak lebih cepat dari yang ia bayangkan. Di pengujung tahun ini, S&P telah berada di kisaran 3.200.

“Koreksi 10% sampai 20% memungkinkan jika market ini menyentuh 3.500 lebih cepat dari jadwal saya,” kata dia dalam wawancara dengan CNBC internasional beberapa waktu lalu.

Dirinya telah mengkhawatirkan kenaikan cepat indeks dalam beberapa bulan belakangan. “Bull markets dalam kondisi terbaik ketika Anda memiliki tembok kekhawatiran. Yang saya khawatirkan adalah tidak ada orang yang khawatir sama sekali,” kata dia.

(Baca: Perdagangan Terakhir Tahun Ini, IHSG Diprediksi Teruskan Kenaikan)

Ia menambahkan, tanpa ekonomi yang kuat dan pertumbuhan pendapatan yang kencang maka sulit untuk melihat reli kenaikan indeks akan berjalan mulus. Yardeni yang diketahui mengurus strategi investasi Prudential dan Deutsche Bank mengatakan dia akan menahan diri untuk menempatkan investasi baru di pasar saham AS sekarang.

Menurut dia, posisi teraman adalah wait and see hingga koreksi selanjutnya. Strategi dia, ambil saham, terutama di sektor teknologi, dengan nilai yang lebih baik. “Ini bukan pasar yang murah. Awal Oktober lalu, saya mengatakan, ‘mungkin ada nilai di luar negeri, jadi mungkin Anda perlu melihat ke negara yang pasarnya tengah berkembang,” ujarnya.   

Meski begitu, dia melihat S&P akan naik paling tinggi di bursa AS dan tak ada resesi sepanjang 2021. “Melihat 2020, saya berekspektasi pendapatan naik 4% sampai 5%, tidak menakjubkan, tapi itu cukup untuk membawa market naik ke 3.500 pada akhir tahun depan,” ujarnya.

Risiko koreksi pada indeks saham AS juga disampaikan veteran trader Tim Anderson. “Beberapa orang tengah melihat potensi penurunan 6% sampai 8% di Januari,” kata dia dalam sesi wawancara Yahoo Finance.

(Baca: Riset Bain: Pebisnis di Indonesia Belum Siap Hadapi Ancaman Resesi)

SEI Non-Traditional Strategies CIO Jim Sigiel menambahkan, “Meski volatilitas sangat rendah dalam beberapa tahun ini, itu tetap mengingatkan investor bahwa (potensi koreksi) di sana. Jadi, koreksi 6% sampai 8% relatif normal, dan perlu diperhitungkan semua orang di market. Apa saja bisa menyebabkan hal itu,” kata dia.

Sejak awal tahun hingga 29  Desember 2019 (year to date), S&P 500 telah naik 29,25%, sedangkan Dow Jones naik 22,8%, Nasdaq Composite 35,74%, NYSE Composite naik 22,59%, dan S&P/TSX Composite naik 19,87%.

Seiring pergerakan naik di bursa AS, indeks di bursa saham Eropa Asia juga menunjukkan pergerakan positif, termasuk indeks Hang Seng meskipun di tengah ketegangan politik di Hong Kong.

Di Eropa, Euro Stoxx 50 naik 26,02% (ytd). Begitu juga Dax naik 26,31% dan FTSE 100 naik 13,63%. Sedangkan di Asia, Nikkei 225 tercatat naik 18,49%, Hang Seng 9,3%, CSI 300 naik 33,59%. Indeks saham negara berkembang juga mencatatkan kenaikan, tercermin dari MSCI AC Asia Pacific yang naik 16,61%

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
December 30, 2019 at 09:03AM
https://ift.tt/2MEns56

Pengamat Saham Peringatkan Risiko Koreksi Tajam Bursa Saham AS di 2020 - Katadata.co.id
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pengamat Saham Peringatkan Risiko Koreksi Tajam Bursa Saham AS di 2020 - Katadata.co.id"

Post a Comment

Powered by Blogger.