Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei turun 0,29%, indeks Hang Seng melemah 0,65%, indeks Straits Times jatuh 0,25%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,1%.
Bursa saham Benua Kuning melemah kala ada perkembangan yang positif terkait negosiasi dagang AS-China. Menjelang akhir pekan kemarin, AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu yang sudah begitu dinanti-nantikan pelaku pasar saham dunia.
Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.
Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk bagi senilai US$ 120 miliar produk impor asal China yang sebesar 15% nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.
Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang sedianya disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada hari Minggu.
Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.
Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga akan membereskan komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.
Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu tersebut pada pekan pertama Januari 2020.
Adanya ketidakpastian yang menyelimuti kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China tampak menjadi faktor yang membuat pelaku pasar memilih memasang posisi defensif.
Walaupun Trump menyebut bahwa nilai pembelian produk agrikultur oleh China akan mencapai US$ 50 miliar, pihak Beijing yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan Han Jun hanya menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan, tanpa menyebut nilainya.
Selain karena ketidakpastian yang menyelimuti kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China, potensi eskalasi perang dagang antara AS dan Uni Eropa ikut menjadi faktor yang membebani kinerja bursa saham Benua Kuning.
Foto: CNBC Indonesia TV
|
CNBC International melaporkan bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan bea masuk hingga 100% terhadap produk-produk impor asal Eropa. Kantor Perwakilan Dagang AS telah menerbitkan dokumen terkait daftar barang-barang asal Eropa yang dipertimbangkan untuk dikenai bea masuk hingga 100%. Beberapa barang yang menjadi target di antaranya adalah wiski asal Irlandia, Scotch, serta Cognac.
Selain itu, minyak zaitun asal Spanyol, keju asal Prancis, pisau asal Jerman, hingga fillet ikan asal Portugal juga dipertimbangkan untuk dikenakan bea masuk hingga 100%.
Bea masuk ini merupakan buntut dari perselisihan kedua negara dalam hal pemberian subsidi ilegal oleh pemerintah Eropa untuk perusahaan pembuat pesawat terbang Airbus.
Untuk diketahui, AS telah lama menuduh bahwa subsidi yang diberikan Uni Eropa untuk Airbus merugikan produsen pesawat terbang AS, Boeing. AS juga mengatakan Uni Eropa telah melanggar peraturan World Trade Organization (WTO) dalam hal pemberian subsidi itu, di mana WTO sendiri telah memenangkan AS dalam gugatannya melawan Uni Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
"bursa" - Google Berita
December 16, 2019 at 04:55PM
https://ift.tt/38GAngd
AS-China Damai, Bursa Saham Asia Malah Ditutup Memerah - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Damai, Bursa Saham Asia Malah Ditutup Memerah - CNBC Indonesia"
Post a Comment