Search

Santa Rally Siap Dorong Wall Street, Bursa Asia Menghijau - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia menutup perdagangan hari ini, Kamis (26/12/2019), di zona hijau.

Pada penutupan perdagangan, indeks Nikkei naik 0,6%, indeks Shanghai menguat 0,85%, indeks Straits Times bertambah 0,04%, dan indeks Kospi terapresiasi 0,36%. Sebagai informasi, perdagangan di bursa saham Hong Kong pada hari ini diliburkan seiring dengan peringatan hari raya Natal.
Fenomena Santa Claus rally yang tampaknya akan mulai dirasakan menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham Asia.

Pada perdagangan hari Senin (23/12/2019), indeks Dow Jones ditutup naik 0,34%, indeks S&P 500 menguat 0,09%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,23%. Ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertinggi sepanjang masa.


Sebelumnya pada perdagangan terakhir di pekan kemarin, Jumat (20/12/2019), Wall Street juga sudah mencetak rekor. Kala itu, indeks Dow Jones ditutup naik 0,28%, indeks S&P 500 menguat 0,49%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 0,42%.

Namun, Wall Street terlihat mulai kehabisan nafas pada hari Selasa (24/12/2019) kala perdagangan hanya dilangsungkan selama setengah hari seiring dengan peringatan hari raya Natal. Pada penutupan perdagangan hari Selasa, indeks Dow Jones turun 0,13%, indeks S&P 500 melemah 0,02%, sementara indeks Nasdaq Composite naik 0,08%.

Lantas, Wall Street melemah kala periode Santa Claus rally resmi dimulai. Untuk diketahui, Santa Claus rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari. Perdagangan pada hari Selasa menjadi awal dari periode Santa Claus rally tahun 2019.


Melansir CNBC International yang mengutip Stock Trader's Almanac, secara rata-rata sejak tahun 1950, indeks S&P 500 membukukan imbal hasil sebesar 1,3% pada periode lima perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari.

Dalam 10 tahun terakhir, fenomena Santa Claus rally terbukti masih terus terjadi. Dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan data Stock Trader's Almanac yang kami kutip dari CNBC International, indeks S&P 500 hanya membukukan koreksi sebanyak dua kali selama periode Santa Claus rally, yakni di tahun 2014 dan 2015.

Ada beberapa penjelasan di balik fenomena Santa Claus rally, seperti optimisme meyambut tahun baru dan investasi dari bonus musim liburan misalnya. Selain itu, ada juga teori yang mengatakan bahwa beberapa investor institusi besar yang cenderung lebih pesimistis terhadap pasar saham sedang berlibur pada periode ini, sehingga pasar didominasi oleh investor ritel yang cenderung lebih optimistis.

Walaupun absen di hari pertama, kini fenomena Santa Claus rally tampak akan terasa di pasar saham AS. Pasalnya, kontrak futures dari tiga indeks saham utama di AS menunjukkan bahwa mereka akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis.

Hingga pukul 15:00 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 27,55 poin, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 3,52 dan 12,49 poin.

Jika dihitung persentasenya, maka indeks Dow Jones diimplikasikan naik sebesar 0,1% pada pembukaan perdagangan nanti malam, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan menguat masing-masing sebesar 0,11% dan 0,14%.


Jika benar kinerja Wall Street masih akan oke di penghujung tahun 2019, tentu kinerja pasar saham Asia akan ikut terkerek naik, mengingat Wall Street merupakan kiblat dari pasar saham, bahkan pasar keuangan dunia.

Fenomena Santa Claus rally yang tampak akan terasa di pasar saham AS sukses menghijaukan bursa saham Asia di tengah-tengah rilis data ekonomi yang mengecewakan. Pada hari ini, pembangunan rumah baru di Jepang periode November 2019 diumumkan jatuh sebesar 12,7% secara tahunan, lebih dalam ketimbang konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 8,1% saja, seperti dilansir dari Trading Economics.

Sementara itu, produksi industri di Singapura periode November 2019 diumumkan terkoreksi sebesar 9,3% secara tahunan. Padahal, seperti dilansir dari Trading Economics, konsensus memperkirakan akan ada pertumbuhan sebesar 0,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(ank/tas)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
December 26, 2019 at 05:18PM
https://ift.tt/2Mu2OVi

Santa Rally Siap Dorong Wall Street, Bursa Asia Menghijau - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Santa Rally Siap Dorong Wall Street, Bursa Asia Menghijau - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.