Search

Damai Dagang Nonsenses? Bursa Asia Merah Membara - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia bergerak di zona merah perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (19/12/2019).

Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,18%, indeks Shanghai melemah 0,09%, indeks Hang Seng jatuh 0,23%, dan indeks Straits Times terkoreksi 0,22%.

Bursa saham Benua Kuning diterpa tekanan jual seiring dengan penantian investor terhadap kejelasan dari kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China. Seperti yang diketahui, menjelang akhir pekan kemarin AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu yang sudah begitu dinanti-nantikan pelaku pasar saham dunia.


Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada hari Minggu.

Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Namun, ada ketidakpastian yang menyelimuti kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China. Walaupun Trump menyebut bahwa nilai pembelian produk agrikultur oleh China akan mencapai US$ 50 miliar, pihak Beijing yang diwakili oleh Wakil Menteri Pertanian dan Pedesaan Han Jun hanya menyebut bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan, tanpa menyebut nilainya.

Dikhawatirkan, ketidakjelasan ini pada akhirnya akan membuat kesepakatan dagang tahap satu antara kedua negara justru gagal diteken.

Sebagai catatan, hingga kini teks kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memang belum ditandatangani. Menurut Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, kedua negara berencana untuk memformalisasi kesepakatan dagang tahap satu pada pekan pertama Januari 2020.

Lebih lanjut, laju perekonomian Jepang yang begitu lesu ikut menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham regional. Kemarin (18/12/2019), ekspor Jepang periode November 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 7,9% secara tahunan.

Melansir Trading Economics, kontraksi pada ekspor Jepang kini berada dalam periode terpanjang semenjak kontraksi selama 14 bulan beruntun yang berakhir pada November 2016. Sementara itu, impor terkontraksi 15,7% secara tahunan, menandai kontraksi terdalam sejak Oktober 2016.

Mengingat status Jepang sebagai negara dengan nilai perekonomian terbesar ketiga di dunia, tentu tekanan terhadap perekonomian Jepang akan membawa dampak negatif yang signifikan bagi perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



"bursa" - Google Berita
December 19, 2019 at 09:03AM
https://ift.tt/38T7WvB

Damai Dagang Nonsenses? Bursa Asia Merah Membara - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Damai Dagang Nonsenses? Bursa Asia Merah Membara - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.