KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak bursa saham Indonesia aktif kembali tahun 1977 hingga sekarang, tercatat ada 629 perusahaan yang sudah menawarkan sahamnya serta sekitar 900.000 investor yang ambil bagian di dalamnya.
Jumlah itu tentu sangat sedikit dibandingkan dengan pemilik rekening simpanan di perbankan Indonesia yang mencapai 90 juta akun.“Lebih lagi dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa,” ujar Lukas Setia Atmaja, pengajar investasi dan keuangan di Universitas Prasetiya Mulya.
Padahal, menurut Lo Kheng Hong, investor pasar modal Indonesia yang kerap disebut sebagai Warren Buffetnya Indonesia, pasar modal merupakan tempat harta karun yang tersimpan.
Setiap orang sebenarnya punya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pasar modal. “Rugi kalau orang tidak investasi di pasar modal,” ujar Lo.
Lukas menyampaikan hasil riset yang menemukan bahwa 80% responden mereka di Indonesia mengatakan enggan berinvestasi di pasar modal karena spekulatif dan berisiko. Di sisi lain, orang lebih percaya menggandakan uang di dukun atau investasi bodong.
Maka, edukasi pada masyarakat bahwa investasi di pasar modal itu lebih aman dan dapat menguntungkan dalam jangka panjang, menjadi agenda yang penting. Bagaimana agar investasi di pasar modal mendatangkan cuan dan tidak merugi?
Topik inilah yang dibahas secara lengkap dalam Seri Kartun Edukasi BEI #3 “Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal”.
Komik edukasi ketiga dari Bursa Efek Indonesia, menyusul “Yuk Nabung Saham” dan “Besar dengan Go Public” ini diluncurkan secara resmi pada Sabtu, 27 April 2019 bersamaan dengan Festival Pasar Modal 2019 di Dyandra Convention Surabaya.
Seperti dua komik sebelumnya, “Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal” ditulis oleh Lukas Setia Atmaja bersama kartunis Thomdean serta diterbitkan oleh KONTAN bersama dengan Bursa Efek Indonesia.
Rangkaian acara Capital Market & Summit Expo 2019 yang diselenggarakan oleh PT BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, berlangsung dari tanggal 26-27 April 2019. Festival tersebut disambangi oleh sekitar 3.676 orang.
Sharing pengalaman
Salah satu bagian yang menarik dari komik ketiga, “Cerdas Berinvestasi di Pasar Modal” ini adalah contoh pengalaman Lo Kheng Hong sebagai value investor yang sukses dari pasar modal Indonesia.
Lo mulai berinvestasi di pasar modal pada tahun 1989 dengan membeli saham perdana saat IPO. Tapi, selanjutnya harga saham ini turun, sehingga Lo terpaksa menjual rugi. Pengalaman itu membuat Lo tergerak mempelajari seluk beluk berinvestasi di pasar modal secara otodidak.
Pada akhirnya, Lo keluar dari pekerjaannya untuk serius investasi di pasar modal. “Lo adalah seorang value investor. Ia mencari saham yang salah harga di bursa efek. Strateginya adalah menyimpan saham itu dan menunggu dengan sabar sampai suatu hari pasar sadar bahwa harga saham itu terlalu murah dan kembali naik ke harga wajarnya,” tulis Lukas dalam salah satu strip buku tersebut.
Selain mengupas strategi Lo sebagai value investor, komik ketiga ini juga memaparkan portofolio lain sebagai alternatif bagi mereka yang kurang paham untuk mengelola risiko serta tak punya waktu untuk mencermati fundamental perusahaan terbuka.
Editor: Noverius Laoli
Editor: Noverius Laoli
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cara cerdas berinvestasi di pasar modal, komik edukasi BEI- Kontan - Kontan"
Post a Comment