Saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) masuk ke dalam daftar unusual market activity (UMA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah dalam sebulan terakhir harganya meroket hingga 271,93%, dari hanya Rp 488 per saham menjadi Rp 1.815 pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (26/12).
Saham yang berkode emiten PTSN ini masuk dalam daftar UMA oleh BEI sejak Jumat (21/12). Ketika itu harga saham PTSN mengalami kenaikan hingga lebih dari 230% sepanjang Desember ini ke level Rp 1.630 per saham.
"Telah terjadi peningkatan harga dan aktivitas saham PTSN yang di luar kebiasaan. Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," jelas BEI dalam keterangan tertulisnya.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan pada 3 Desember 2018 lalu, Sat Nusapersada mendapatkan kontrak kerjasama dengan perusahaan perakit elektronik terbesar kedua di dunia, Pegatron Corporation, untuk merakit berbagai produk elektronik yang akan diekspor ke Amerika Serikat (AS).
(Baca: Lapor Jokowi, Luhut Siap Sambut Investasi Pegatron di Indonesia)
Salah satu produk yang dirakit Pegatron yaitu perangkat telepon pintar (smartphone) milik Apple yaitu iPhone. Sejak mendapat kontrak kerjasama itu lah saham Sat Nusapersada terus meroket naik. Pasalnya, kerjasama ini dipastikan akan membuat bisnis Sat Nusapersada mengalami peningkatan seiring dengan datangnya order perakitan dari Pegatron.
"Untuk jangka panjang akan mendatangkan peningkatan arus kas karena pendapatan tambahan yang diperoleh dari proyek baru ini," kata Direktur Utama Sat Nusapersada Abidin Fan.
Abidin menjelaskan, Pegatron memutuskan hengkang dari pasar Tiongkok ke Indonesia untuk menghindari tarif ekspor tambahan sebagai dampak dari perang dagang dengan AS.
Padahal dalam portofolio bisnisnya Sat Nusapersada telah menggenggam sejumlah perusahaan elektronik ternama dunia seperti Sony, Panasonic, JVC, Kenwood, Asus, Erajaya, Smartfren, dan Hisense. Bahkan smartphone berteknologi 4G LTE pertama buatan Indonesia merupakan hasil rakitan perusahaan yang berbasis di Batam, Kepulauan Riau, ini.
Hingga triwulan III 2018, pendapatan usaha Sat Nusapersada mengalami peningkatan sebesar 261,46% menjadi US$ 233,48 juta, dibandingkan US$ 64,59 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba kotor selama periode tersebut juga melesat 210,28%, dari US$ 6,79 juta menjadi US$ 21,05 juta.
(Baca: Berkah Perang Dagang, Sat Nusapersada Akan Bangun Pabrik Baru)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Saham Meroket 270%, Saham Sat Nusapersada Masuk UMA - Katadata News"
Post a Comment