Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei menguat 0,07%, indeks Hang Seng naik 0,3%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,6%. Bursa saham utama kawasan Asia berhasil bangkit pasca kemarin (23/9/2019) sudah diterpa tekanan jual.
Kemarin, tekanan jual bagi bursa saham Asia datang dari memudarnya asa damai dagang AS-China. Pada pekan kemarin tepatnya di hari Kamis (19/9/2019) dan Jumat (20/9/2019), delegasi setingkat wakil menteri dari pihak AS dan China menggelar perundingan di Washington guna merumuskan dasar untuk negosiasi tingkat tinggi yang rencananya akan digelar pada bulan depan.
Dalam negosiasi setingkat wakil menteri yang berlangsung selama dua hari tersebut, delegasi China dipimpin oleh Liao Min selaku Deputi Direktur dari Office of the Central Commission for Financial and Economic Affairs dan juga Wakil Menteri Keuangan China. Sementara itu, AS mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS.
Rencananya pasca menggelar negosiasi dagang, delegasi China akan mengunjungi ladang pertanian di Montana dan Nebraska. Namun, rencana kunjungan tersebut dibatalkan dan delegasi China kembali ke negaranya lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Perdagangan AS Sonny Perdue mengatakan bahwa kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS dimaksudkan agar pihak China bisa membangun hubungan yang baik dengan para petani di AS.
Sejatinya, pihak China sudah mencoba meredam kekhawatiran yang beredar dengan melakukan klarifikasi atas apa yang terjadi menjelang akhir pekan. Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa perbincangan pada pekan lalu di AS berlangsung secara konstruktif, dilansir dari Bloomberg.
Sementara itu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin juga mencoba mendinginkan suasana dengan mengatakan bahwa batalnya kunjungan delegasi China ke ladang pertanian di AS merupakan inisiasi dari pihak AS, dilansir dari CNBC International.
Namun tetap saja, pelaku pasar mulai mempertanyakan hubungan antar kedua negara di bidang perdagangan. Ada kekhawatiran bahwa dipersingkatnya kunjungan delegasi China ke AS merupakan pertanda bahwa kedua negara akan sulit untuk meneken kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Sentimen positif bagi bursa saham Asia datang dari rilis data ekonomi AS yang menggembirakan. Kemarin, pembacaan awal atas data Manufacturing PMI periode September 2019 diumumkan oleh IHS Markit di level 51, menandai ekpansi aktivitas manufatur tercepat dalam lima bulan. Pada bulan Agustus, Manufacturing PMI AS berada di level 50,3.
Kala AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia mampu mencatatkan ekspansi aktivitas sektor manufaktur yang pesat, tentu perekonomian dunia akan bisa dipacu untuk melaju di level yang relatif tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)
"bursa" - Google Berita
September 24, 2019 at 09:05AM
https://ift.tt/2mHTSl8
Data Ekonomi AS Kinclong, Bursa Saham Asia Bangkit - CNBC Indonesia
"bursa" - Google Berita
https://ift.tt/2Nd6yfP
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Data Ekonomi AS Kinclong, Bursa Saham Asia Bangkit - CNBC Indonesia"
Post a Comment